Sabtu, 09 Desember 2017

Menyelamatkan Generasi



Suasana Dusun Pragak, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta
            Jika kita menelusuri sekitar 15 kilometer sebelah Timur kota Yogyakarta, maka sampailah pada sebuah pegunungan. Pegunungan ini sebagai bagian dari pegunungan seribu di pesisir Jawa. Pegunungan seribu lebih dikenal dengan sebutan gunung sewu.  Perjalanan dengan tanah bergunung-gunung dan jalan berkelok-kelok sangat indah untuk dinikmati. Setelah berjalan kurang lebih 45 menit, sampailah pada sebuah kota. Kota inilah yang disebut sebagai ibukota Gunungkidul. Kota ini bernama Wonosari. Sebagai kota tempat penulis berlari pagi ketika hari libur Sekolah Dasar.
            Perjalanan dilanjutkan ke arah Timur kurang lebih 6 kilometer, maka Anda akan sampai di sebuah dusun Nitikan. Dusun ini terkenal dengan kerajinan bambu sampai diekspor ke luar negeri. Perjalanan dilanjutkan ke arah Utara. Dalam waktu lima menit, Anda akan sampai pada sebuah perkampungan yang bernama Pragak atau biasa disebut dusun Pragak. Dusun inilah yang akan mengukir sejarah panjang perjalanan kaum dhuafa dan anak yatim dalam berjuang dengan segala kemampuan dan tenaga meraih sebuah cita-cita.
            Dusun Pragak, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta sebagai titik awal berdirinya Pondok Pesantren Thoriqul Mukminin. Pesantren ini berkomitmen membangun semangat dan cita-cita kaum marginal, sehingga dapat menikmati pendidikan sebagaimana orang lain. Bahkan mereka bisa menikmati sarana pendidikan yang hanya bisa dinikmati oleh orang-orang berduit. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, serta dampak negatif yang senantiasa mengancam  generasi muda, Thoriqul Mukminin hadir dalam rangka memberikan keteduhan pendidikan, bimbingan, dan latihan sebagai wahana membentengi  para santri dari pengaruh yang tidak menguntungkan.
            Mereka yang tidak punya cita-cita, putus sekolah, dan kurang bersemangat dalam menghadapi masa depan kami bangun, pompa, dan motivasi untuk bangkit dan berlari mengejar mimpi yang ingin diraihnya. Mereka tidak perlu berpikir tentang biaya hidup dan pendidikan. Allah maha kaya. Melalui orang-orang yang memahami pentingnya arti sebuah tolong menolong, Allah menggerakkan hati mereka untuk hadir di Thoriqul Mukminin membagikan sepotong kebahagiaan kepada para santri. Hidup penuh kesederhanaan dan tak patah semangat bersama para ustadz/ustadzah para santri dibimbing, dididik, dan dilatih untuk berani bercita-cita dan mengarungi samudera kehidupan tanpa putus asa.
Asrama Pondok Pesantren Thoriqul Mukminin
            Latar belakang keluarga para santri kebanyakan dari kalangan yang kurang menguntungkan. Tidak sedikit mereka yang ditinggal pergi sang ayah karena meninggal dunia maupun karena suka dengan wanita lain, sehingga terlantar. Jangankan bercita-cita, untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari saja tidak cukup. Ada juga yang bapak dan ibunya utuh, tetapi dari sisi ekonomi sangat memprihatinkan. Padahal mereka anak-anak yang cerdas. Anak-anak yang mampu menjadi generasi yang tangguh. Generasi yang berakhlak mulia, taat beribadah, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Penulis :
Budi Santosa
HP/WA : 0812 157 0562

           

           



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Impian Tanpa Batas

          Seorang kaya raya dan banyak duit mengeluarkan jutaan rupiah untuk pendidikan seorang anak dalam sebuah pesantren yang serba mewa...